Filmnya boring, buat paper bag yukz..

Kampung Ceria/24 April 2011 - Sedikit Sumber Daya Manusia bukanlah halangan bagi Komunitas Ceria untuk mengisi kegiatan mingguan di Kampung Ceria, Jetisan. Malah, hal tersebut menunujukkan bukti komitmen kuat mereka untuk terus memberikan kepedulian dan perhatian bagi adik-adik di sana. Agenda untuk mengisi kegiatan di Kampung Ceria sebenarnya sudah direncanakan satu minggu sebelumnya yaitu membuat kerajinan dari bahan baku koran bekas. Kami sengaja mengajak adik-adik untuk membuat kerajinan dari koran bekas untuk mengenalkan mereka tentang bagaimana memanfaatkan barang bekas supaya merka peduli terhadap lingkungan.
Wawasan mengenai lingkungan perlu ditanamkan sejak dini agar jika sudah dewasa mereka sanggup untuk memelihara lingkungan terlebih-lebih bisa memanfaatkan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, misalnya membuat barang-barang bernilai ekonomis dari barang bekas. Namun demikian, kegiatan tersebut diurungkan karena pengajar tidak bisa hadir, padahal diantara kami tidak satupun yang memiliki keahliah membuat barang kerajinan dari bahan baku barang bekas. Akhirnya kami harus menggantinya dengan kegiatan lain lalu kami memutuskan untuk mengadakan kegiatan rekreatif yaitu menyaksikan film. Jadi, hal tersebut kami pilih pertama karena alasan terbatasnya pemandu yang bisa ikut, kedua karena selama ini kegiatan menonton film belum pernah dilakukan.
Kami berangkat ke sana kira-kira pukul 09.00 selama kurang lebih setengah jam akhirnya kami sampai. Seperti biasa, adik-adik sudah berkumpul di Rumah Ceria, tepatnya rumah Mas Doni. Di Rumah Ceria ternyata mereka sudah asyik dengan kegiatan mewarnai, namun perhatian mereka menjadi buyar ketika kami datang. Ternyata mereka lebih tertarik dengan kegiatan yang kami siapkan. Namun, mereka belum tahu kegiatan apa yang akan kami berikan. Oh iya, sebelumnya kami memberikan surprize kepada adik-adik dalam bentuk buletin yang berisi kumpulan hasil karya yang mereka buat sendiri. Pada kesempatan itu, kami menawarkan adik-adik untuk mengekspresikan hasil karya mereka, namun nampaknya mereka masih malu-malu kucing. Oke lanjut, setelah cukup lama membrainstorming mereka tentang peringatan hari kartini, maka peralatan menyaksikan film pun kami siapkan. Kegiatan yang kami siapkan adalah menyaksikan film. Fim yang kami putar sebenarnya tidak begitu terkenal, namun adanya film anak-anak cuma satu saja, apa dikata. Kami berharap setelah nonton film yang kami suguhkan mereka bisa mengambil nilai-nilai positif dari film tersbut. Tenyata eh ternyata belum sampai kelar filmya, adik-adik tersbut mulai gaduh, entah karena menjahili temannya atau mencari mainan lain. Satu jam kemudian mereka memilih untuk meninggalkan tempat menonton film dan nampaknya mereka risau mencari-cari sesuatu. Kami berpikir apakah filmnya tidak cocok dengan preferensi mereka, padahal film tersebut bergenre animasi atau mungkin selera mereka bergeser ke film yang serba membara (hot), bisa jadi. Eh tidak tahunya salah satu diantara mereka ada yang sudah menonton film tersebut dan mengobral ceritanya, jadi ya bisa ditebak, tentu saja boring. Di saat kondisi mulai kurang kondisif kami harus memutar otak untuk menawarkan kegiatan yang mungkin tidak membuat mereka bertambah boring, ya untungnya kami tadi membawa salah seorang pejuang lain yang mau kami ajak untuk terlibat dalam kegiatan ceria. Dia sanggup membuat paper bag kecil dari kertas origami, walaupun cukup simpel ternyata adik-adik mau mengikutinya dengan penuh perhatian. Kegiatan tersebut lalu berkembang menjadi daya tarik bagi adik-adik yang lain.
Dari pengalaman tersebut kita bisa mengambil hikmah, jadi memang tidaklah gampang untuk memberikan kegiatan yang tidak diminati oleh anak-anak. Kegiatan yang bisa menarik dan sesuai menurut kita tidak berbanding lurus dengan apa yang ingin anak-anak kerjakan. Paper bag dari origami merupakan salah satu contohnya. Mungkin ada banyak hal kegiatan yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya, namun tidak semua apa yang diberikan itu bisa diterima oleh anak. Bakat setiap anak bervariasi satu dengan yang lain. Dengan mengetahui bakat dari anak, kita menjadi lebih mudah untuk membantu anak dalam menemukan dunianya.(choi)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar